Masyarakat Italia, sempat agak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Maria Assunta, seorang wanita Italia, yang bermukim di Roma sejak bertahun-tahun lalu, namun berasal dari Potenza,Italia. Wanita ini meninggal lebih dari 2 minggu lalu, pada usianya yang ke 94 tahun, Ia mewariskan seluruh hartanya kepada sahabat baiknya, yang tak lain adalah seekor kucing manis bernama Tommasino. Kabar ini menarik perhatian media-media di Italia, baik media cetak ataupun elektronik.
Tommasino kucing muda yang manis, berwarna dominan hitam nan lucu, dahulunya ditemukan oleh Maria Assunta di jalan, kemudian Ia membawanya pulang, tuk tinggal bersamanya di rumah. Assunta, seorang wanita kaya, namun Ia tidak memiliki saudara, tomassino-lah sahabat terdekatnya yang selalu menemaninya menjalani hari-hari tuanya…hingga akhirnya Assunta berpulang ke hadapan yang Esa, disamping juga terdapat seorang wanita bernama Stefania yang bekerja padanya tuk membantu mengurus keseharian dari Assunta.
Keputusan menyerahkan seluruh harta warisan kepada kucing tersayang, bukanlah keputusan yang mendadak, namun sejak sekitar 2 tahun lalu Maria telah memutuskan tuk mewariskan seluruh hartanya kepada sang kucing, keputusan tersebut ditulis tangan secara langsung oleh Maria dan keputusan tersebut dibuat, dihadapan ke tiga pengacaranya, Marco Angelozzi, Anna Oricchioni dan Giacinto Canzona.
Tomassino, kucing lucu, yang dulu sempat hidup di jalanan ini, kini telah menjadi seekor kucing milioner. Kucing ini kini merupakan pemilik dari sebuah villa megah di Roma, dua apartemen mewah di Roma dan Milan, beberapa hektar tanah di Calabria, beberapa bank accounts, yang jumlahnya sekitar 10 juta euro atau lebih dari 120 milyar rupiah.
Stefania, yang telah beberapa tahun bekerja kepada Maria Assunta, diberikan tanggung jawab untuk merawat kucing lucu tersebut, memastikan kucing tersebut mendapatkan makanan dan minuman terbaik, serta check up kesehatan rutin dan semua itu tertulis di bawah hukum. Stefania memang menjadi orang kepercayaan dari Maria Assunta, karena itu, Ia juga yang dipercaya tuk me-manage harta kekayaan milik kucing Tomassino, Stefania tentunya mendapatkan gaji tambahan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Maria mempercayai Stefania tuk menjaga sang kucing beserta kekayaannya, karena telah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan Stefania juga merupakan seorang animal lover. Di dalam bagian dari warisan kepada kucing Tomassino, terdapat pula bagian yang akan didonasikan kepada lembaga perlindungan hewan, juga kepada tempat-tempat penampungan hewan, untuk menolong hewan-hewan yang tak berumah. Semua itu seperti halnya yang diinginkan oleh Maria Assunta, semasa hidupnya Maria dikenal sebagai wanita yang baik, Ia seorang Animalista( animal lover), yang juga peduli terhadap lingkungan.
Associazione Italiani Animali e Ambiente ( Asosiasi perlindungan Hewan dan Lingkungan Hidup Italia), memberikan data bahwa kurang lebih 20 persen dari para pemilik hewan di Italia, memiliki keinginginan tuk mewariskan setidaknya sebagian kecil dari hartanya untuk hewan-hewan kesayangan mereka. Mereka memiliki keinginan tuk menyisihkan sebagian kecil dari hartanya, yaitu rata-rata ingin memberikan sekitar 35 ribu euro ( sekitar 423 juta rupiah) bagi hewan milik mereka ataupun untuk donasi di tempat -tempat penampungan hewan, dimana di Italia, terdapat tempat penampungan hewan jalanan di tiap distrik, hewan -hewan tersebut tinggal disana, mendapat makanan dan minuman setiap hari, obat-obatan ketika sakit, serta pemeriksaan kesehatan.
Tomassino merupakan kucing yang amat beruntung dan keberuntungannya juga membawa kebaikan bagi cukup banyak hewan-hewan lain, dimana akan ada bagian dari uang peninggalan Maria yang akan didonasikan tuk hewan-hewan, melalui lembaga perlindungan hewan.(unik.kompasiana.com)
Rabu, 21 Desember 2011
Kucing yang mendengkurnya paling keras sedunia
Seekor kucing yang diberi nama Smokey ini kalau sedang tidur berisiknya luar biasa. Sang pemilik, Ruth Adams yang tinggal di Pitsford, Northampton - Inggris mengatakan, "Saya tidak pernah mendengarkan dengkuran yang sekeras ini dalam hidup saya. Bahkan dengkurannya ini bisa menghentikan percakapan kami untuk menoleh ke arah dia."
Alat pengukur suara mencatat dengkuran Smokey mencapai 92 desibel, bahkan ketika alat ini diletakkan lima meter dari posisinya masih mencatat ukuran yang cukup tinggi, 80 desibel. Konon kerasnya mirip seperti suara pesawat terbang tipe Boeing 737 ketika mendarat.
"Hal ini memang bisa menggelikan sekaligus menyebalkan, tergantung mood kamu saat itu," kata Ruth yang sudah terbiasa dengan suara dengkuran kucingnya.
Dibantu oleh Diana Johnson dari pihak lembanga Perlindungan Kucing di Northampton, Ruth berniat untuk mendaftarkannya ke Guinnes World Record. Hanya saja dari pihak Guinness belum memiliki kategori untuk kucing dengan dengkuran paling keras.(dailymail.co.uk)
Alat pengukur suara mencatat dengkuran Smokey mencapai 92 desibel, bahkan ketika alat ini diletakkan lima meter dari posisinya masih mencatat ukuran yang cukup tinggi, 80 desibel. Konon kerasnya mirip seperti suara pesawat terbang tipe Boeing 737 ketika mendarat.
"Hal ini memang bisa menggelikan sekaligus menyebalkan, tergantung mood kamu saat itu," kata Ruth yang sudah terbiasa dengan suara dengkuran kucingnya.
Dibantu oleh Diana Johnson dari pihak lembanga Perlindungan Kucing di Northampton, Ruth berniat untuk mendaftarkannya ke Guinnes World Record. Hanya saja dari pihak Guinness belum memiliki kategori untuk kucing dengan dengkuran paling keras.(dailymail.co.uk)
Senin, 15 Agustus 2011
Senin, 25 April 2011
Lima Penyebab Kucing Mencret Darah
Beberapa hari yang lalu kucing saya mengalami masalah pencernaan, yaitu mencret darah, berak darah, atau feses berdarah sekaligus ada lendirnya. Pertama-tama tidak begitu sering terjadi, tetapi makin lama makin sering. Meskipun darahnya tidak banyak, hanya di ujung keluaran feses saja, tetap saja membuat khawatir.
Dua hari berikutnya, saya membawa kucing ke dokter hewan untuk vaksin yang kedua, yaitu termasuk vaksin rabies dan lainnya. Untungnya, dokter hewan (vet) menanyakan tentang kesehatan kucing saya terlebih dahulu. Ya sudah saya bilang saja berak berdarah tapi hanya di akhir feses saja.
Dokter pun memberikan saran untuk tidak divaksin terlebih dahulu karena itu artinya kondisi kucing saya sedang tidak baik atau lemah. Harus dilakukan penyembuhan terlebih dahulu.
Saya berikan pernyataan saja bahwa saya sudah memberikan obat cacing (drontal) kepada kucing saya satu bulan yang lalu. Dengan informasi yang saya berikan dokter pun dapat menyimpulkan bahwa sebab kucing mencret darah ini bukan disebabkan oleh cacing. Vet memberikan keterangan bahwa mencret darah ini disebabkan oleh protozoa, entah protozoa apa yang penting kucing saya sembuh.
Oleh karena itu kucing saya akan diberi obat racikan vet dengan terlebih dahulu menimbang berat badan, mungkin supaya obat yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan supaya tidak over dosis.
Dengan demikian, bertambahlah pengetahuan saya tentang penyakit kucing terutama penyebab kucing mencret darah. Penyebabnya antara lain:
Reaksi Obat dari Vet
Terbukti langsung bekerja dan ampuh. Siang dimakan, pada malam hari fesesnya sudah tidak mengeluarkan darah dan lebih padat. Meskipun begitu, obatnya harus tetap dihabiskan karena termasuk golongan antibiotik. Obat ini kata vet sangat pahit, kalau sampai terkunyah kucing bisa menyebabkan liur berlebih dan menetes hiiii.. Sayangilah peliharaan.(harian.aprillins.com,1 May 2010)
Dua hari berikutnya, saya membawa kucing ke dokter hewan untuk vaksin yang kedua, yaitu termasuk vaksin rabies dan lainnya. Untungnya, dokter hewan (vet) menanyakan tentang kesehatan kucing saya terlebih dahulu. Ya sudah saya bilang saja berak berdarah tapi hanya di akhir feses saja.
Dokter pun memberikan saran untuk tidak divaksin terlebih dahulu karena itu artinya kondisi kucing saya sedang tidak baik atau lemah. Harus dilakukan penyembuhan terlebih dahulu.
Saya berikan pernyataan saja bahwa saya sudah memberikan obat cacing (drontal) kepada kucing saya satu bulan yang lalu. Dengan informasi yang saya berikan dokter pun dapat menyimpulkan bahwa sebab kucing mencret darah ini bukan disebabkan oleh cacing. Vet memberikan keterangan bahwa mencret darah ini disebabkan oleh protozoa, entah protozoa apa yang penting kucing saya sembuh.
Oleh karena itu kucing saya akan diberi obat racikan vet dengan terlebih dahulu menimbang berat badan, mungkin supaya obat yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan supaya tidak over dosis.
Dengan demikian, bertambahlah pengetahuan saya tentang penyakit kucing terutama penyebab kucing mencret darah. Penyebabnya antara lain:
- Cacingan yang menggerogoti usus sehingga terjadi luka
- Protozoa
- Makanan basi
- Susu dengan takaran air dan susu bubuk seperti manusia
- Keracunan
Reaksi Obat dari Vet
Terbukti langsung bekerja dan ampuh. Siang dimakan, pada malam hari fesesnya sudah tidak mengeluarkan darah dan lebih padat. Meskipun begitu, obatnya harus tetap dihabiskan karena termasuk golongan antibiotik. Obat ini kata vet sangat pahit, kalau sampai terkunyah kucing bisa menyebabkan liur berlebih dan menetes hiiii.. Sayangilah peliharaan.(harian.aprillins.com,1 May 2010)
Sabtu, 23 April 2011
Yang sadis sama Kucing Baca ini
Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasullah SAW bersabda:
“Seorang wanita disiksa karena ia mengurung seekor kucing hingga mati dan wanita itu pun masuk neraka, wanita tersebut tidak memberi kucing itu makan dan minum saat dia mengurungnya dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)"
dalam hadits yang lain dari Asma binti Abu Bakar, beliau menceritakan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda :
"....dan neraka pun telah dekat kepadaku, sehingga aku berkata, 'Ya Tuhan, apakah aku akan bersama mereka?'
Tiba-tiba seorang perempuan (perawi berkata : aku kira beliau berkata-, 'Dicakar oleh kucing.')
Aku (rasulullah) bertanya, 'Mengapa perempuan ini?'
Dijawab, 'Dahulu, ia telah menahan kucing ini hingga mati kelaparan, dia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya untuk mencari makan sendiri..."
(H.R Bukhari)
“Seorang wanita disiksa karena ia mengurung seekor kucing hingga mati dan wanita itu pun masuk neraka, wanita tersebut tidak memberi kucing itu makan dan minum saat dia mengurungnya dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)"
dalam hadits yang lain dari Asma binti Abu Bakar, beliau menceritakan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda :
"....dan neraka pun telah dekat kepadaku, sehingga aku berkata, 'Ya Tuhan, apakah aku akan bersama mereka?'
Tiba-tiba seorang perempuan (perawi berkata : aku kira beliau berkata-, 'Dicakar oleh kucing.')
Aku (rasulullah) bertanya, 'Mengapa perempuan ini?'
Dijawab, 'Dahulu, ia telah menahan kucing ini hingga mati kelaparan, dia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya untuk mencari makan sendiri..."
(H.R Bukhari)
Cara Alami Menghilangkan KUTU KUCING
Ada cara alami loh menghilangkan kutu kucing, tanpa hrs menggunakan obat kutu berbahan kimia (seperti : obat tetes, bedak, shampoo dan lain sebagainya). Yaitu dengan cara mengoleskan minyak telon atau minyak tawon ke bulu dan badan kucing kita. Bisa secara merata, atau cukup di daerah dimana kutu sering menghinggap (sekitar telinga, leher, ketiak, kaki dan sebagainya)
Penggunaan ini terbilang cukup aman, bahkan sangat aman, sekaligus jg bs membuang racun-racun tubuh yang ada dalam tubuh kucing kita. Cara ini, saya gunakan berdasarkan saran dari drh. Sutarman. Msc.
Beliau merupakan dokter hewan senior yang kaya akan pengalaman. Jadi mudah bagi saya utk mempercayai apa yang ia sarankan. Bagaimana tidak? beliau pernah menjabat sebagai kepala dinas peternakan di Irian (skrg Papua), kepala kebun binatang Ragunan dan satu keluarga (dari bapak, sampai adik-adiknya) hampir dokter hewan semua. Jadi intinya sulit bagi saya untuk tidak mempercayainya, setelah melihat rentetan pengalaman kerja yang ia miliki.
Menurut drh. Sutarman, minyak telon adalah bahan penghilang hama yang paling alami dan aman bagi tumbuhan dan binatang. Dan resep ini telah digunakan sejak zaman Belanda masih menjajah, secara zaman dulu itu tidak ada obat-obatan penghilang hama yang berbau kimiawi.
Suatu waktu, saya juga pernah berkunjung ke tempat praktek pribadi drh.Sutarman di rumahnya, dan pada satu kesempatan saya melihat sang istri sedang menyemprotkan minyak kayu putih untuk mengusir lalat yang berterbangan. Saya menanyakan kepadanya alasan dia menggunakan minyak kayu putih untuk mengusir lalat. Dia pun menjawab, kalau mereka memang menggunakan minyak kayu putih untuk mengusir lalat dan nyamuk dari dulu, bukan karena hanya disuruh sang suami tapi menurutnya alasan yang dikemukakan sang suami cukup masuk akal.
Menurutnya, minyak kayu putih/ telon/ tawon kalau dihirup pernafasan kita, tidak akan membahayakan kesehatan kita (malah jadi sehat), berbeda dengan obat nyamuk semprot yang biasa kita gunakan. Dengan menggunakan minyak kayu putih/ telon/ tawon, kita pun bisa mengusir nyamuk, lalat, atau hama lainnya, tanpa harus membunuhnya... Jadi ng perlu nambah dosa pikir saya waktu itu... he...
Mungkin, ada beberapa dari kucing kita yang cocok menggunakan obat penghilang kutu secara kimiawi, tapi tidak sedikit juga dari kucing kita yang tidak cocok dengan penggunaan obat kutu, yang sekarang marak beredar.
Berapa banyak dari kucing kita yang punya kasus keracunan bedak kutu? Berapa banyak dari kucing kita yang muntah-muntah setelah dimandikan dengan shampoo kutu? Berapa banyak dari kucing kita yang merasa alergi, gatal-gatal, atau mengarah ke penyakit yang akan diketahui setelah pemakaian jangka panjang, akibat ditetesi obat kutu di punuk-nya?
Mungkin tidak banyak... tapi tetap masih ada yang tidak cocok dengan penggunaan bahan kimiawi yang diberikan kepada kucing kita. Kalaupun cocok, saya mohon dengan sangat kepada kita untuk menanyakan diri kita masing-masing...
Apakah penggunaan bahan kimiawi itu sama sekali tidak mempengaruhi kesehatannya dalam jangka waktu yang pendek dan panjang? Apakah kita sanggup, mengolesi bahan kimia yang akan dijilat oleh kucing kesayangan kita? Apakah kita sanggup, memasukkan benda asing ke dalam darah kucing kita dengan meneteskan sesuatu ke darah lewat punuknya?
Dan pertanyaan saya cuma satu untuk produk-produk penghilang hama berbau kimiawi yang datang dari luar negeri dan marak dipasaran saat ini. Apakah mereka mempunyai izin resmi dari dinas kesehatan peternakan atau apalah itu namanya. Paling-paling izin dari bea cukai yang mereka punya. Kalau pun ada dari badan kesehatan... saya pribadi jadi sangsi atas pemikiran dan kredilitas si pemberi izin.
Kalau sudah begini, apa bedanya kita dengan perilaku para petani di pedesaan yang menggunakan pestisida untuk membunuh hama. Dimana hal tersebut memberikan dampak pencemaran air tanah, karena tanah menyerap pestisida yang disemprotkan petani. Belum lagi dampak yang dikeluarkan tumbuhan penghasil bagi bahaya kesehatan tubuh kita. Dimana bukanlah satu keheranan bagi kita bila penyakit kanker nge-trend dimana-mana. Akibat sayur yang kita makan adalah sayuran yang mengandung pestisida.
Kita laksana petani di pedesaan. Obat kutu kimia laksana pestisida tumbuhan. Kutu kucing laksana hama tikus di pedesaan. Kulit dan bulu kucing laksana tanah dan tumbuhan penyerap pestisida. Kucing kita laksana kita, si pemakan tumbuhan dan peneguk air tanah yang terkontaminasi.
Apabila kita yang laksana petani, memberikan obat kutu yang laksana pestisida, ke kulit dan bulu kucing yang laksana tanah dan tumbuhan yang menyerap pestisida, maka kucing kita yang laksana kita, menjadi si pemakan dan peneguk obat kutu secara langsung. Setelah itu timbullah akibat jangka panjang dan pendek bagi kucing kita laksana potensi kanker yang ada di sekitar kita.
Kalau sudah begini, apakah kita masih tega memasukan, mengoleskan, atau hanya sekedar membasuhkan benda asing kepada tubuh kucing kesayangan kita?
Kenapa kita tidak memilih menjadi perawat kucing alami laksana petani tumbuhan organik? Dimana petani tumbuhan organik mencoba sekuat tenaga dengan tidak menggunakan pestisida dalam membunuh hama, melainkan dengan mendatangkan hewan predator salah satunya, demi kesehatan konsumennya di masa kini dan akan datang.
Selama pilihan itu masih ada, kenapa kita harus memilih yang membahayakan kesehatan kita dan kucing kita.
Bukankah yang ingin kita singkirkan adalah sang hama, bukan kita ataupun keberadaan kucing kita yang tersayang...
Selama ini, saya pribadi tidak pernah menggunakan obat kutu utk kucing-kucing terkasih. Saya memilih menggunakan minyak tawon/ telon utk mengusir kutu kucing. Dan alhamdulillah bulu mereka lebat tanpa kehadiran kutu. Dan kesehatan mereka pun tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena banyak racun yang terbuang.
Untuk pemakaian awal, 2 hari sekali selama 1 minggu. Setelah itu cukup 1 bulan sekali untuk perawatan.
Dampak yang ditimbulkan setelah pemakaian minyak telon atau tawon kepada kucing adalah, kucing merasa tidak nyaman dengan baunya, sedikit hangat lalu kedinginan. Namun itu semua hal yang wajar, karena manusia juga merasakan hal yang sama bila habis memakai minyak telon/ tawon. Setelah itu, keluarlah racun-racun dari dalam tubuh kucing kita, seperti buang air, dan pup sedikit lembek. Kutu-kutu pun lenyap seketika, sesaat kia mengoleskan minyak telon/ tawon ke tubuh kucing kita.
Semoga bermanfaat bagi kita semua... amien.
Penggunaan ini terbilang cukup aman, bahkan sangat aman, sekaligus jg bs membuang racun-racun tubuh yang ada dalam tubuh kucing kita. Cara ini, saya gunakan berdasarkan saran dari drh. Sutarman. Msc.
Beliau merupakan dokter hewan senior yang kaya akan pengalaman. Jadi mudah bagi saya utk mempercayai apa yang ia sarankan. Bagaimana tidak? beliau pernah menjabat sebagai kepala dinas peternakan di Irian (skrg Papua), kepala kebun binatang Ragunan dan satu keluarga (dari bapak, sampai adik-adiknya) hampir dokter hewan semua. Jadi intinya sulit bagi saya untuk tidak mempercayainya, setelah melihat rentetan pengalaman kerja yang ia miliki.
Menurut drh. Sutarman, minyak telon adalah bahan penghilang hama yang paling alami dan aman bagi tumbuhan dan binatang. Dan resep ini telah digunakan sejak zaman Belanda masih menjajah, secara zaman dulu itu tidak ada obat-obatan penghilang hama yang berbau kimiawi.
Suatu waktu, saya juga pernah berkunjung ke tempat praktek pribadi drh.Sutarman di rumahnya, dan pada satu kesempatan saya melihat sang istri sedang menyemprotkan minyak kayu putih untuk mengusir lalat yang berterbangan. Saya menanyakan kepadanya alasan dia menggunakan minyak kayu putih untuk mengusir lalat. Dia pun menjawab, kalau mereka memang menggunakan minyak kayu putih untuk mengusir lalat dan nyamuk dari dulu, bukan karena hanya disuruh sang suami tapi menurutnya alasan yang dikemukakan sang suami cukup masuk akal.
Menurutnya, minyak kayu putih/ telon/ tawon kalau dihirup pernafasan kita, tidak akan membahayakan kesehatan kita (malah jadi sehat), berbeda dengan obat nyamuk semprot yang biasa kita gunakan. Dengan menggunakan minyak kayu putih/ telon/ tawon, kita pun bisa mengusir nyamuk, lalat, atau hama lainnya, tanpa harus membunuhnya... Jadi ng perlu nambah dosa pikir saya waktu itu... he...
Mungkin, ada beberapa dari kucing kita yang cocok menggunakan obat penghilang kutu secara kimiawi, tapi tidak sedikit juga dari kucing kita yang tidak cocok dengan penggunaan obat kutu, yang sekarang marak beredar.
Berapa banyak dari kucing kita yang punya kasus keracunan bedak kutu? Berapa banyak dari kucing kita yang muntah-muntah setelah dimandikan dengan shampoo kutu? Berapa banyak dari kucing kita yang merasa alergi, gatal-gatal, atau mengarah ke penyakit yang akan diketahui setelah pemakaian jangka panjang, akibat ditetesi obat kutu di punuk-nya?
Mungkin tidak banyak... tapi tetap masih ada yang tidak cocok dengan penggunaan bahan kimiawi yang diberikan kepada kucing kita. Kalaupun cocok, saya mohon dengan sangat kepada kita untuk menanyakan diri kita masing-masing...
Apakah penggunaan bahan kimiawi itu sama sekali tidak mempengaruhi kesehatannya dalam jangka waktu yang pendek dan panjang? Apakah kita sanggup, mengolesi bahan kimia yang akan dijilat oleh kucing kesayangan kita? Apakah kita sanggup, memasukkan benda asing ke dalam darah kucing kita dengan meneteskan sesuatu ke darah lewat punuknya?
Dan pertanyaan saya cuma satu untuk produk-produk penghilang hama berbau kimiawi yang datang dari luar negeri dan marak dipasaran saat ini. Apakah mereka mempunyai izin resmi dari dinas kesehatan peternakan atau apalah itu namanya. Paling-paling izin dari bea cukai yang mereka punya. Kalau pun ada dari badan kesehatan... saya pribadi jadi sangsi atas pemikiran dan kredilitas si pemberi izin.
Kalau sudah begini, apa bedanya kita dengan perilaku para petani di pedesaan yang menggunakan pestisida untuk membunuh hama. Dimana hal tersebut memberikan dampak pencemaran air tanah, karena tanah menyerap pestisida yang disemprotkan petani. Belum lagi dampak yang dikeluarkan tumbuhan penghasil bagi bahaya kesehatan tubuh kita. Dimana bukanlah satu keheranan bagi kita bila penyakit kanker nge-trend dimana-mana. Akibat sayur yang kita makan adalah sayuran yang mengandung pestisida.
Kita laksana petani di pedesaan. Obat kutu kimia laksana pestisida tumbuhan. Kutu kucing laksana hama tikus di pedesaan. Kulit dan bulu kucing laksana tanah dan tumbuhan penyerap pestisida. Kucing kita laksana kita, si pemakan tumbuhan dan peneguk air tanah yang terkontaminasi.
Apabila kita yang laksana petani, memberikan obat kutu yang laksana pestisida, ke kulit dan bulu kucing yang laksana tanah dan tumbuhan yang menyerap pestisida, maka kucing kita yang laksana kita, menjadi si pemakan dan peneguk obat kutu secara langsung. Setelah itu timbullah akibat jangka panjang dan pendek bagi kucing kita laksana potensi kanker yang ada di sekitar kita.
Kalau sudah begini, apakah kita masih tega memasukan, mengoleskan, atau hanya sekedar membasuhkan benda asing kepada tubuh kucing kesayangan kita?
Kenapa kita tidak memilih menjadi perawat kucing alami laksana petani tumbuhan organik? Dimana petani tumbuhan organik mencoba sekuat tenaga dengan tidak menggunakan pestisida dalam membunuh hama, melainkan dengan mendatangkan hewan predator salah satunya, demi kesehatan konsumennya di masa kini dan akan datang.
Selama pilihan itu masih ada, kenapa kita harus memilih yang membahayakan kesehatan kita dan kucing kita.
Bukankah yang ingin kita singkirkan adalah sang hama, bukan kita ataupun keberadaan kucing kita yang tersayang...
Selama ini, saya pribadi tidak pernah menggunakan obat kutu utk kucing-kucing terkasih. Saya memilih menggunakan minyak tawon/ telon utk mengusir kutu kucing. Dan alhamdulillah bulu mereka lebat tanpa kehadiran kutu. Dan kesehatan mereka pun tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena banyak racun yang terbuang.
Untuk pemakaian awal, 2 hari sekali selama 1 minggu. Setelah itu cukup 1 bulan sekali untuk perawatan.
Dampak yang ditimbulkan setelah pemakaian minyak telon atau tawon kepada kucing adalah, kucing merasa tidak nyaman dengan baunya, sedikit hangat lalu kedinginan. Namun itu semua hal yang wajar, karena manusia juga merasakan hal yang sama bila habis memakai minyak telon/ tawon. Setelah itu, keluarlah racun-racun dari dalam tubuh kucing kita, seperti buang air, dan pup sedikit lembek. Kutu-kutu pun lenyap seketika, sesaat kia mengoleskan minyak telon/ tawon ke tubuh kucing kita.
Semoga bermanfaat bagi kita semua... amien.
Keistimewaan KUCING
Banyak kisah-kisah tentang kucing (karena kucing memang binatang yang banyak berkeliaran disekitar manusia). Bahkan Rasul juga memiliki kucing peliharaan. Setiap Rasul menerima tamu di rumah, Rasul SELALU ngegendong Mueeza (nama kucingnya) dan diletakkan dipahanya. Rasul bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.Salah satu sifat Mueeza yang paling Rasul sukai:‘Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya seperti ngikutin lantunan suara adzan‘Terus, pernah juga saat Rasul mau mengambil jubahnya, eh.. ada Muezza lagi bobo diatasnya.. Rasul pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya, tujuannya supaya gak ngebangunin Muezza.Rasul menekankan di beberapa hadisnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.Lantas kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Rasul mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Fakta-fakta ilmiah keistimewaan pada KUCING :
FAKTA PERTAMA: Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
FAKTA KEDUA: Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium, menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
FAKTA KETIGA: Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.Bahkan di zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan, selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress. Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang KumanMenurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Sisa makanan kucing hukumnya suciHadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasul SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Rasul Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Rasul menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Rasul berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.Rasul ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
******TOXOPLASMA********
Lihat begitu luar biasanya kucing itu, bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Nabi. Namun sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal kalau teliti lebih lanjut, TOXOPLASMA itu adalah sejenis bakteri yang dapat hidup dibinatang apa saja. Catatan dalam penelitian ilmiah para peneliti, Anjing dan Babi adalah rekor terbanyak hewan yang mengandung penyakit ini. Tapi kenapa, justru kucinglah yang dijadikan kambing hitamnya?
>Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya.
Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang).
Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital.
Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
TOXOPLASMA bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit dari intermediate host dapat menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA. Bedanya dengan kucing, Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces atau kotorannya.
Mungkin karena alasan inilah maka kucing menjadi tersangka utama toxoplasmabagi sebagian kita. Sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya.
***********Tips untuk Menghindari Toxoplasma***************
Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir SELALU dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masaklah terlebih dahulu.
Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.
***********SEPUTAR ASMA*********************
Sedangkan khusus untuk ASMA, orang biasa mengait-ngaitkannya akibat dengan bulu-bulu kucing. Padahal belum tentu demikian.
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Penyakit ini salah satunya dikarenakan kelainan di paru atau di jantung yang bersifat keturunan (biasanya sejak kecil gejalanya sudah mulai tampak).
Khusus asma yang disebabkan kelainan di paru-paru saja, ada yang bersifat intrinsik (dalam tubuh sendiri), dan ekstrinsik baik psikosomatitik (dipacu beban psikis tertentu) maupun non-psikosomatitik – biasanya mirip penderita alergi (tak tahan atau salah tanggapan sistem imun). Dari analisa kemungkinan jenis dan penyebab sesak, tentulah yang bersifat ekstrinsik yang dapat sembuh dengan menghindari atau menetralisir pencetus timbulnya serangan asma.
Jadi orang yang kambuh asmanya itu bukan hanya karena bulu kucing, tetapi bisa juga karena debu, sesak dalam keramaian, stress, asap, serbuk bunga, udara dingin, olahraga, dll. Sebenarnya bulu kucing hanyalah menjadi PEMICU, sama seperti faktor-faktor yang lain.
Diamabil dari berbagai sumber:
http://indobestseller.wordpress.com/2010/02/14/alasan-mengapa-nabi-sangat-sayang-dengan-kucing-keajaiban-hewan-bernama-kucing/
http://tegalcyber.org/keistimewaan-kucing-t-3631.html
Fakta-fakta ilmiah keistimewaan pada KUCING :
FAKTA PERTAMA: Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
FAKTA KEDUA: Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dari berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan.Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium, menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
FAKTA KETIGA: Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.Bahkan di zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan, selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress. Komentar Para Dokter yang Bergelut dalam Bidang KumanMenurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Sisa makanan kucing hukumnya suciHadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu.Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.”
Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Rasul SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Rasul Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Rasul menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Rasul berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.Rasul ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya.Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan Imam hadis yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya suci.
******TOXOPLASMA********
Lihat begitu luar biasanya kucing itu, bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Nabi. Namun sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Padahal kalau teliti lebih lanjut, TOXOPLASMA itu adalah sejenis bakteri yang dapat hidup dibinatang apa saja. Catatan dalam penelitian ilmiah para peneliti, Anjing dan Babi adalah rekor terbanyak hewan yang mengandung penyakit ini. Tapi kenapa, justru kucinglah yang dijadikan kambing hitamnya?
>Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya.
Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang).
Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital.
Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
TOXOPLASMA bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya (Intermediate host).
Parasit dari intermediate host dapat menular hanya jika kita MENGKONSUMSINYA. Bedanya dengan kucing, Toxoplasma menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya di usus halus kucing, dan akan dikeluarkan bersamaan dengan feces atau kotorannya.
Mungkin karena alasan inilah maka kucing menjadi tersangka utama toxoplasmabagi sebagian kita. Sementara sapi, kambing, ayam, anjing dan hewan lainnya tidak, meski sama-sama punya “bibit” Toxoplasma di tubuhnya.
***********Tips untuk Menghindari Toxoplasma***************
Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir SELALU dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masaklah terlebih dahulu.
Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.
***********SEPUTAR ASMA*********************
Sedangkan khusus untuk ASMA, orang biasa mengait-ngaitkannya akibat dengan bulu-bulu kucing. Padahal belum tentu demikian.
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Penyakit ini salah satunya dikarenakan kelainan di paru atau di jantung yang bersifat keturunan (biasanya sejak kecil gejalanya sudah mulai tampak).
Khusus asma yang disebabkan kelainan di paru-paru saja, ada yang bersifat intrinsik (dalam tubuh sendiri), dan ekstrinsik baik psikosomatitik (dipacu beban psikis tertentu) maupun non-psikosomatitik – biasanya mirip penderita alergi (tak tahan atau salah tanggapan sistem imun). Dari analisa kemungkinan jenis dan penyebab sesak, tentulah yang bersifat ekstrinsik yang dapat sembuh dengan menghindari atau menetralisir pencetus timbulnya serangan asma.
Jadi orang yang kambuh asmanya itu bukan hanya karena bulu kucing, tetapi bisa juga karena debu, sesak dalam keramaian, stress, asap, serbuk bunga, udara dingin, olahraga, dll. Sebenarnya bulu kucing hanyalah menjadi PEMICU, sama seperti faktor-faktor yang lain.
Diamabil dari berbagai sumber:
http://indobestseller.wordpress.com/2010/02/14/alasan-mengapa-nabi-sangat-sayang-dengan-kucing-keajaiban-hewan-bernama-kucing/
http://tegalcyber.org/keistimewaan-kucing-t-3631.html
Langganan:
Postingan (Atom)